Pada mulanya, si kuda laut ini tidak banyak menjadi perhatian para pakar neuroscience di dunia. Namun sejak operasi pengangkatan lobus temporalis seorang penderita intractable epilepsy, termasuk pengangkatan bagian mesial dari lobus temporalis, Si Kuda Laut mulai dilirik peranannya. Setelah operasi tersebut dilakukan, semuanya berjalan lancar, sepertinya tidak ada masalah yang ditimbulkan pada penderita tersebut.
Seiring dengan waktu, ternyata pada penderita tersebut timbul suatu masalah lain, meskipun sebenarnya frekuensi serangan menjadi drastis berkurang. Penderita tersebut kehilangan kemampuan untuk mempelajari hal-hal yang baru, dengan kata lain mengalami gangguan recent memory atau short-term memory (memori jangka pendek). Dia mampu untuk mempelajari hal-hal yang baru dipelajarinya, tapi beberapa saat kemudian, Dia lupa bahwa ia sudah mempelajarinya. Dia masih mampu mengingat dengan baik semua hal dan kejadian sebelum operasi dilakukan. Dia masih mampu mengingat siapa namanya, tempat lahirnya, dan nama-nama keluarga dekatnya.
Pasien epilepsi tersebut, Henry Gustav Molaison, mendadak menjadi terkenal. Para neuroscientist silih berganti mengadakan wawancara dengannya untuk mengadakan penelitian dan sang pasien dengan senang hati meladeninya. Untuk menghormati privasinya, maka orang sepakat untuk memberikan inisial H.M kepadanya. Sehingga saat Anda membaca textbook neuroscience dan anda mendapatkan patient with initial H.M., hal itu berarti merujuk kepadanya. Mr. H.M. meninggal pada tahun 2008.
Tentu Anda sudah mulai mengenal, siapa sebenarnya si Kuda Laut itu. Yap, Si Kuda Laut itu tiada lain adalah Hippocampus karena bentuknya menyerupai Kuda Laut (Seahorse). Selain peranannya dalam short-term memory, hippocampus juga berperan dalam fungsi visuospatial. Di hippocampus didapatkan sebuah sel yang bertanggung jawab terhadap kemampuan ini, sel tersebut dikenal sebagai place cell.
Kemampuan visuospatial memungkinkan seseorang untuk mengetahui warna, bentuk dan tata letak suatu benda. Seseorang yang mengalami gangguan fungsi visuospatial menyebabkan seseorang akan kesulitan untuk pulang ke rumahnya sendiri karena untuk bisa menemukan rumah kita dibutuhkan untuk mengetahui berapa belokan atau persimpangan yang harus dilalui dan bagaimana membedakan rumah kita dengan rumah orang lain.
Sebuah penelitian yang dilakukan di London, Inggris ,terhadap supir taksi dan supir bus. Penelitian ini untuk melihat perbedaan kemampuan visuospatial kedua supir tersebut. Ternyata kemampuan visuospatial supir taksi lebih baik dibanding supir bus. Salah satu alasannya adalah karena di London itu, seperti yang kita tahu bahwa kota yang mempunyai jalan-jalan yang terumit di dunia, kota yang mempunyai titik persimpangan dan jalan-jalan tikus terbanyak di dunia, sehingga untuk bisa menjadi supir taksi di kota tersebut sangat sulit, dikatakan bahwa dibutuhkan waktu sekitar 3 tahun untuk bisa menguasai dengan baik seluruh jalan di kota tersebut. Sedangkan tugas supir bus sedikit lebih mudah karena jalan-jalan yang harus dilalui setiap hari adalah sama, karena harus mengikuti sistem halte. Supir taksi yang telah berpengalaman di London akan dengan mudahnya untuk menuju ke suatu tempat, cepat sampai ke tujuan dan tanpa harus macet. Mungkin jika penelitian itu dilakukan di kota kita, mungkin hasilnya akan sedikit berbeda karena jalanan di kota kita tidak serumit dan seruwet kota London.
Kemampuan visuospatial ini sangat penting dalam kehidupan sehari-hari demikian pula dengan kesuksesan seseorang. Para neuroscientis dan psikolog berpendapat bahwa kemampuan visuospatial ini sangat berperan dalam menentukan kecerdasan seseorang, sehingga akan menjadi bagian terpenting dalam Tes Intelengensi (IQ). Beberapa tes neuropsikologi yang bisa dipergunakan untuk mengetahui kemampuan visuospatial ini, salah satu diantaranya adalah Block Desgin Test. Namun tes yang sering dipergunakan untuk mengukur kemampuan memory visuospatial adalah Brief Visuospatial Memory Test- Revised (BVMT-R).
Pasien epilepsi tersebut, Henry Gustav Molaison, mendadak menjadi terkenal. Para neuroscientist silih berganti mengadakan wawancara dengannya untuk mengadakan penelitian dan sang pasien dengan senang hati meladeninya. Untuk menghormati privasinya, maka orang sepakat untuk memberikan inisial H.M kepadanya. Sehingga saat Anda membaca textbook neuroscience dan anda mendapatkan patient with initial H.M., hal itu berarti merujuk kepadanya. Mr. H.M. meninggal pada tahun 2008.
Tentu Anda sudah mulai mengenal, siapa sebenarnya si Kuda Laut itu. Yap, Si Kuda Laut itu tiada lain adalah Hippocampus karena bentuknya menyerupai Kuda Laut (Seahorse). Selain peranannya dalam short-term memory, hippocampus juga berperan dalam fungsi visuospatial. Di hippocampus didapatkan sebuah sel yang bertanggung jawab terhadap kemampuan ini, sel tersebut dikenal sebagai place cell.
Kemampuan visuospatial memungkinkan seseorang untuk mengetahui warna, bentuk dan tata letak suatu benda. Seseorang yang mengalami gangguan fungsi visuospatial menyebabkan seseorang akan kesulitan untuk pulang ke rumahnya sendiri karena untuk bisa menemukan rumah kita dibutuhkan untuk mengetahui berapa belokan atau persimpangan yang harus dilalui dan bagaimana membedakan rumah kita dengan rumah orang lain.
Sebuah penelitian yang dilakukan di London, Inggris ,terhadap supir taksi dan supir bus. Penelitian ini untuk melihat perbedaan kemampuan visuospatial kedua supir tersebut. Ternyata kemampuan visuospatial supir taksi lebih baik dibanding supir bus. Salah satu alasannya adalah karena di London itu, seperti yang kita tahu bahwa kota yang mempunyai jalan-jalan yang terumit di dunia, kota yang mempunyai titik persimpangan dan jalan-jalan tikus terbanyak di dunia, sehingga untuk bisa menjadi supir taksi di kota tersebut sangat sulit, dikatakan bahwa dibutuhkan waktu sekitar 3 tahun untuk bisa menguasai dengan baik seluruh jalan di kota tersebut. Sedangkan tugas supir bus sedikit lebih mudah karena jalan-jalan yang harus dilalui setiap hari adalah sama, karena harus mengikuti sistem halte. Supir taksi yang telah berpengalaman di London akan dengan mudahnya untuk menuju ke suatu tempat, cepat sampai ke tujuan dan tanpa harus macet. Mungkin jika penelitian itu dilakukan di kota kita, mungkin hasilnya akan sedikit berbeda karena jalanan di kota kita tidak serumit dan seruwet kota London.
Kemampuan visuospatial ini sangat penting dalam kehidupan sehari-hari demikian pula dengan kesuksesan seseorang. Para neuroscientis dan psikolog berpendapat bahwa kemampuan visuospatial ini sangat berperan dalam menentukan kecerdasan seseorang, sehingga akan menjadi bagian terpenting dalam Tes Intelengensi (IQ). Beberapa tes neuropsikologi yang bisa dipergunakan untuk mengetahui kemampuan visuospatial ini, salah satu diantaranya adalah Block Desgin Test. Namun tes yang sering dipergunakan untuk mengukur kemampuan memory visuospatial adalah Brief Visuospatial Memory Test- Revised (BVMT-R).
0 comments:
Post a Comment