Sering saya mendapat
pertanyaan dari peserta seminar, mana yang lebih hebat, otak kanan atau otak
kiri ? kalau otak kanan lebih hebat dari otak kiri ataupun otak kiri jauh lebih
hebat dari otak kanan maka untuk apa Tuhan menciptakan dua otak pada manusia. Tentunya,
kedua otak tersebut sama hebatnya baik otak kiri maupun otak kanan, kedua otak
tersebut punya fungsi dan peranan masing-masing yang sama-sama dibutuhkan untuk
mengembangkan kecerdasan manusia.
Kenapa hal tersebut
sering menjadi pertanyaan orang saat ini? Hal itu bisa dipahami karena seiring dengan
perkembangan ilmu neurosains, perbedaan fungsi dan peranan kedua otak kita
semakin terlihat jelas, bahkan cara kedua otak kita bekerja juga berbeda. Dulu,
orang hanya selalu berorientasi ke otak kiri sehingga pendidikan kita juga
kebanyakan berorientasi ke otak kiri. Akhir-akhir ini, potensi otak kanan juga
sudah mulai dieksplorasi, kelihatanlah bahwa ternyata otak kanan juga mempunyai
potensi yang luar biasa, yang jika dikembangkan dengan baik maka akan bisa
memperlihatkan kemampuan yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Sehingga
mulailah bermunculan metode-metode untuk mengembangkan otak kanan khususnya
dalam bidang pendidikan.
Mengapa kita perlu
memberikan perhatian khusus kepada otak kanan kita ? seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya bahwa pendidikan kita sekarang ini lebih banyak
berorientasi otak kiri, seiring dengan bertambahnya usia anak, otak kiri anak
akan berkembang akan berkembang dengan sendirinya,terutama saat anak kita sudah
mulai mengenal dan berinteraksi dengan lingkungannya baik di rumah maupun di
sekolah. Anak-anak kita mulai bisa bicara, mengucapkan beberapa kata bahkan
kalimat, mereka sudah mampu mengenal angka bahkan berhitung, hal tersebut
membuat para orangtua menjadi senang. Kemampuan otak kiri tersebut mudah dikenali
dan diukur, serta selalu menjadi ukuran perkembangan intelegensi anak. Di
sekolah, nilai rapor selalu menjadi ukuran prestasi akademik anak, sehingga
anak-anak terklasifikasi menjadi anak pintar dan anak bodoh. Hal tersebut
membuat potensi otak kanan menjadi terabaikan, bahkan mungkin tertinggal jauh.
Hal lain yang menjadi
alasan kenapa otak kanan sering terabaikan yaitu dominasi otak kiri akan bisa
menghambat laju perkembangan otak kanan. Otak kiri maupun otak kanan ibarat
saudara kembar, otak kanan lebih banyak mengalah dari saudara kembarnya si otak
kiri, meskipun sebenarnya kedua orang saudara itu sama-sama hebat bahkan
sebenarnya otak kanan itu mempunyai potensi yang lebih dahsyat dari otak kiri.
Hal tersebut bisa dipahami, karena otak kiri melakukan itu semuanya untuk
melindungi si otak kanan cuman terkadang overprotektif sehingga mengabaikan
kecerdasan si otak kanan. Tentu, kita tahu bersama bahwa faktor kritis kita
berada pada otak kiri. Faktor kritis inilah yang selalu menyaring informasi
yang ada di luar, apakah akan dikelola lalu disimpan atau mesti ditolak karena
tidak bermanfaat atau malah membahayakan.
Jika kita lihat dari
aspek perkembangan otak, saat kita lahir otak kanan sudah mulai berkembang
lebih dahulu, otak kiri masih belum bisa
apa-apa, jadi kita bolehlah mengatakan otak kanan adalah saudara kembar tertua
otak kiri. Setelah anak kita sudah mulai bisa bicara, nah saat itulah otak kiri
mulai berkembang perlahan. Usia 3 tahun, biasanya otak kiri dan otak kanan
mulai berimbang dan setelah itu jika otak kanan tidak mendapatkan stimulasi
yang cukup maka potensi otak kanan mulai tertinggal. Prof. Makoto Shichida menyebutnya
“The Law of diminishing ability”. Perkembangan otak kanan itu
seperti piramida terbalik, seiring bertambahnya usia anak maka perkembangan
otak kanan semakin menurun saat usia 6 tahun. Oleh karena itu, usia 0-6 tahun
merupakan “golden age” untuk mengembangkan otak kanan anak.
Usaha-usaha yang kita
lakukan untuk mengembangkan otak kanan saat usia 0-6 tahun itu bertujuan utama
untuk membentuk neural circuit yang banyak pada otak kanan,
sehingga mengurangi sel-sel saraf otak yang dormant atau yang
tertidur. Diharapkan nantinya, saat anak menjadi dewasa, mereka bisa
menggunakan kedua otaknya sama baiknya. Tapi,dibutuhkan kesabaran untuk melihat
hasilnya, seperti seekor kupu-kupu yang dulunya hanya berupa ulat yang dijauhi
banyak orang, namun setelah dewasa menjadilah kupu-kupu yang indah yang banyak
dicari orang. Kita hanya perlu bersabar dan mendidiknya dengan “hati”, menunggu
potensi dahsyat itu akan muncul.
Potensi otak kanan kita
itu diantaranya imajinasi (image ability), sixth-sense atau ESP (extrasensory
perception), menghitung cepat (computer-like calculating ability), perfect
picth, photographic memory dan masih banyak lagi yang lainnya. Sangat
disayangkan kalau seandainya kemampuan tersebut hanya menjadi harta karun yang
terpendam, sebuah potensi luar biasa yang terabaikan. Tapi, bagaimana kita bisa
mengetahui anak-anak kita genius? Tentunya harus melalui kemampuan otak kiri
bisa berupa menulis, menggambar ataupun berbicara. Disinilah peranan otak kiri
kita . Perlu kita ketahui juga bahwa otak kanan dan otak kiri itu dihubungkan
oleh sebuah jembatan besar yang dikenal sebagai corpus callosum, sebuah
struktur dalam otak kita yang menghubungkan otak kanan dan otak kiri. Sehingga
dengan memberikan latihan yang berimbang, secara tidak langsung akan
memperbaiki fungsi corpus callosum (pole-bridging). Oleh karena itu,dengan
memberikan stimulasi dengan metode yang tepat akan bisa memberikan hasil yang
terbaik, kedua saudara kembar tersebut bisa bekerja sama sehingga semua potensi
yang dimiliki mereka berdua bisa termanfaatkan.
0 comments:
Post a Comment