English Version

Baca Juga

Thursday, December 5, 2013

Right Brain or Left Brain ?


By on 6:33 PM



Sering saya mendapat pertanyaan dari peserta seminar, mana yang lebih hebat, otak kanan atau otak kiri ? kalau otak kanan lebih hebat dari otak kiri ataupun otak kiri jauh lebih hebat dari otak kanan maka untuk apa Tuhan menciptakan dua otak pada manusia. Tentunya, kedua otak tersebut sama hebatnya baik otak kiri maupun otak kanan, kedua otak tersebut punya fungsi dan peranan masing-masing yang sama-sama dibutuhkan untuk mengembangkan kecerdasan manusia.



Kenapa hal tersebut sering menjadi pertanyaan orang saat ini? Hal itu bisa dipahami karena seiring dengan perkembangan ilmu neurosains, perbedaan fungsi dan peranan kedua otak kita semakin terlihat jelas, bahkan cara kedua otak kita bekerja juga berbeda. Dulu, orang hanya selalu berorientasi ke otak kiri sehingga pendidikan kita juga kebanyakan berorientasi ke otak kiri. Akhir-akhir ini, potensi otak kanan juga sudah mulai dieksplorasi, kelihatanlah bahwa ternyata otak kanan juga mempunyai potensi yang luar biasa, yang jika dikembangkan dengan baik maka akan bisa memperlihatkan kemampuan yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Sehingga mulailah bermunculan metode-metode untuk mengembangkan otak kanan khususnya dalam bidang pendidikan.

Mengapa kita perlu memberikan perhatian khusus kepada otak kanan kita ? seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pendidikan kita sekarang ini lebih banyak berorientasi otak kiri, seiring dengan bertambahnya usia anak, otak kiri anak akan berkembang akan berkembang dengan sendirinya,terutama saat anak kita sudah mulai mengenal dan berinteraksi dengan lingkungannya baik di rumah maupun di sekolah. Anak-anak kita mulai bisa bicara, mengucapkan beberapa kata bahkan kalimat, mereka sudah mampu mengenal angka bahkan berhitung, hal tersebut membuat para orangtua menjadi senang. Kemampuan otak kiri tersebut mudah dikenali dan diukur, serta selalu menjadi ukuran perkembangan intelegensi anak. Di sekolah, nilai rapor selalu menjadi ukuran prestasi akademik anak, sehingga anak-anak terklasifikasi menjadi anak pintar dan anak bodoh. Hal tersebut membuat potensi otak kanan menjadi terabaikan, bahkan mungkin tertinggal jauh.

Hal lain yang menjadi alasan kenapa otak kanan sering terabaikan yaitu dominasi otak kiri akan bisa menghambat laju perkembangan otak kanan. Otak kiri maupun otak kanan ibarat saudara kembar, otak kanan lebih banyak mengalah dari saudara kembarnya si otak kiri, meskipun sebenarnya kedua orang saudara itu sama-sama hebat bahkan sebenarnya otak kanan itu mempunyai potensi yang lebih dahsyat dari otak kiri. Hal tersebut bisa dipahami, karena otak kiri melakukan itu semuanya untuk melindungi si otak kanan cuman terkadang overprotektif sehingga mengabaikan kecerdasan si otak kanan. Tentu, kita tahu bersama bahwa faktor kritis kita berada pada otak kiri. Faktor kritis inilah yang selalu menyaring informasi yang ada di luar, apakah akan dikelola lalu disimpan atau mesti ditolak karena tidak bermanfaat atau malah membahayakan.

Jika kita lihat dari aspek perkembangan otak, saat kita lahir otak kanan sudah mulai berkembang lebih dahulu, otak kiri  masih belum bisa apa-apa, jadi kita bolehlah mengatakan otak kanan adalah saudara kembar tertua otak kiri. Setelah anak kita sudah mulai bisa bicara, nah saat itulah otak kiri mulai berkembang perlahan. Usia 3 tahun, biasanya otak kiri dan otak kanan mulai berimbang dan setelah itu jika otak kanan tidak mendapatkan stimulasi yang cukup maka potensi otak kanan mulai tertinggal. Prof. Makoto Shichida menyebutnya “The Law of diminishing ability”. Perkembangan otak kanan itu seperti piramida terbalik, seiring bertambahnya usia anak maka perkembangan otak kanan semakin menurun saat usia 6 tahun. Oleh karena itu, usia 0-6 tahun merupakan “golden age” untuk mengembangkan otak kanan anak.

Usaha-usaha yang kita lakukan untuk mengembangkan otak kanan saat usia 0-6 tahun itu bertujuan utama untuk membentuk neural circuit yang banyak pada otak kanan, sehingga mengurangi sel-sel saraf otak yang dormant atau yang tertidur. Diharapkan nantinya, saat anak menjadi dewasa, mereka bisa menggunakan kedua otaknya sama baiknya. Tapi,dibutuhkan kesabaran untuk melihat hasilnya, seperti seekor kupu-kupu yang dulunya hanya berupa ulat yang dijauhi banyak orang, namun setelah dewasa menjadilah kupu-kupu yang indah yang banyak dicari orang. Kita hanya perlu bersabar dan mendidiknya dengan “hati”, menunggu potensi dahsyat itu akan muncul.

Potensi otak kanan kita itu diantaranya imajinasi (image ability), sixth-sense atau ESP (extrasensory perception), menghitung cepat (computer-like calculating ability), perfect picth, photographic memory dan masih banyak lagi yang lainnya. Sangat disayangkan kalau seandainya kemampuan tersebut hanya menjadi harta karun yang terpendam, sebuah potensi luar biasa yang terabaikan. Tapi, bagaimana kita bisa mengetahui anak-anak kita genius? Tentunya harus melalui kemampuan otak kiri bisa berupa menulis, menggambar ataupun berbicara. Disinilah peranan otak kiri kita . Perlu kita ketahui juga bahwa otak kanan dan otak kiri itu dihubungkan oleh sebuah jembatan besar yang dikenal sebagai corpus callosum, sebuah struktur dalam otak kita yang menghubungkan otak kanan dan otak kiri. Sehingga dengan memberikan latihan yang berimbang, secara tidak langsung akan memperbaiki fungsi corpus callosum (pole-bridging). Oleh karena itu,dengan memberikan stimulasi dengan metode yang tepat akan bisa memberikan hasil yang terbaik, kedua saudara kembar tersebut bisa bekerja sama sehingga semua potensi yang dimiliki mereka berdua bisa termanfaatkan.

About dr. Iqbal

dr. Iqbal adalah Pemilik dari Shichida Makassar. Seorang dokter ahli syaraf.

0 comments:

Post a Comment