English Version

Baca Juga

Monday, June 11, 2012

Talk to The Amygdala with Hypnosis


By on 10:08 PM

Topik ini terinspirasi dari sebuah artikel yang ditulis oleh Murriel Prince Warren yang membahas tentang komunikasi terhadap amygdala saat trance. Banyak hal yang bermanfaat bisa didapatkan saat berkomunikasi dengan amygdala seperti untuk mengatasi masalah alergi, diabetes mellitus, kanker, gagal ginjal, mempercepat proses recovery dan penyakit fisik lainnya. Bahkan termasuk masalah mental seperti stres, depressi, learning and memory.


Namun sebelumnya, kita perlu mengetahui mekanisme yang terjadi dalam tubuh kita terlebih dahulu proses mind-body connection. Di dalam tubuh kita, terdapat 3 komponen utama yang saling terkait dan saling mempengaruhi yaitu cortex prefrontal (PFC), amygdala dan Hypothalamus. PFC ini terletak pada lobus frontalis yang mengatur fungsi-fungsi eksekutif seperti pengambilan keputusan, perencanaan, organisasi atau manajemen dan yang terpenting adalah memproses setiap informasi yang masuk melalui panca indera lalu kemudian mempersepsi informasi tersebut. Hasil persepsi dari PFC akan menentukan respon yang akan diberikan oleh tubuh. PFC ini biasa diandaikan sebagai CEO dari otak kita dan bagian kreatif dalam pikiran kita (inner mind).

Amygdala akan memberikan respon sesuai hasil persepsi dari PFC yang selanjutnya akan memberikan sinyal ke hipothalamus untuk memberikan respon fisik dan sellular dalam tubuh. Ukuran amygdala hanya sekitar 1,5cm dan dianggap sebagai antena emosi yang merupakan bagian dari sistem limbik. Hipothalamus sendiri dikenal sebagai pusat sistem otonom dan mengatur pelepasan hormon dari sistem endokrin yang pada akhirnya akan bisa mempengaruhi sistem imunitas.

Untuk bisa memahami keterkaitan setiap komponen serta peranannya masing-masing, mari kita ambil contoh, misalnya kita sementara melihat seekor ular, maka informasi visual tersebut akan diproses oleh PFC, jika PFC mempersepsi sebagai suatu ancaman maka akan menimbulkan respon takut, respon tersebut ditangkap oleh amygdala sebagai rasa takut sehingga hipothalamus sebagai pusat otonom memberikan perintah kepada jantung untuk berdetak cepat demikian pula napas dan juga memberikan respon humoral kepada sistem endokrin untuk melepaskan beberapa hormon seperti epinefrin, corticotropin dan glukokortikoid. Disini kita bisa melihat bagaimana pentingnya peranan PFC dalam memberikan persepsi terhadap suatu informasi, tentu respon yang berbeda akan diberikan jika seandainya hal ini terjadi pada Si Panji, sang petualang. Sebenarnya sekali lagi disinilah peranan mind management dengan menggunakan NLP ataupun hipnosis. Keterkaitan ketiga komponen utama tersebut lebih dikenal sebagai Limbic-Hypothalamic Pathway.

Apa yang terjadi saat seseorang dalam kondisi terhipnosis (trance)? Saat trance ataupun relaksasi dikatakan bahwa amygdala kita dalam kondisi turn off atau shutting down, sehingga respon otonom maupun humoral bisa dikontrol sesuai dengan yang diinginkan oleh creative-part dari PFC (desired outcome). Proses komunikasi dengan amygdala ini saat trance, sama dengan proses saat sesi hipnoterapi. Hanya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu proses hipnoterapi harus di set-up sehingga subjek merasa tidak dikontrol tetapi semua respon yang diberikan adalah pilihan subjek itu sendiri (answer within). Kemudian lakukan proses induksi sampai level kedalaman yang sesuai, saat trance proses komunikasi terhadap amygdala dilakukan dengan metafora, ego strengthening dan mempresuposisi telah terjadi suatu perubahan atau metamorfosis seiring dengan waktu. Untuk bisa memunculkan suatu solusi yang benar-benar dari creative-part dari PFC (unconscious mind) maka Anda dapat mengatakan misalnya suara saya akan menghilang dari pendengaran Anda untuk memastikan bahwa respon yang diberikan adalah dari pikiran bawah sadarnya dan cara yang lebih efektif adalah dengan menstimulasi timbulnya suatu Ideodynamic Reponse. Hal terpenting lainnya adalah memberikan post-hypnotic trigger, bisa berupa kata atau simbol (anchor) sehingga subjek bisa melatihnya sendiri (self hypnosis). Dengan demikian proses self-healing tetap berlanjut.

Terdapat beberapa main-point dari penjelasan di atas yaitu bagaimana efektifnya proses terapi jika solusi berasal dari subjek itu sendiri dan ini merupakan inti dari ericksonian hypnotherapy/psychotherapy dan Milton Erickson seringkali melakukannya dalam bentuk Ideodynamic Response. The last but no least, adalah melatih subjek untuk melakukan self-hypnosis. Semoga bermanfaat dan mencerahkan!.

About dr. Iqbal

dr. Iqbal adalah Pemilik dari Shichida Makassar. Seorang dokter ahli syaraf.

0 comments:

Post a Comment