English Version

Baca Juga

Tuesday, June 5, 2012

Belajar Hypnotic Voice di Indonesian Idol


By on 2:20 AM

Ada salah seorang peserta Indonesian Idol yang menarik kita cermati yaitu "Dion". Kontestan Indonesian Idol ini senantiasa konsisten untuk membawakan lagu-lagu ala "Broad-way" yang ber-irama lambat. Saat Ia membawakan lagu-lagu seperti itu, saya menjadi teringat beberapa prinsip dasar dalam hipnosis. Dibutuhkan suatu keterampilan tertentu untuk bisa menyanyikan lagu seperti itu , diantaranya sang penyanyi harus bisa mengatur tempo dan seringkali mesti berhenti (pause) sejenak lalu lanjut bernyanyi kembali. Uniknya adalah saat "jeda" atau pause, Si Dion melakukan beberapa gerakan menarik yang lucu sambil menikmati ketukan-ketukan nada berikutnya, sehingga semakin asyik. Bisa dibayangkan lagu Ayu Ting Ting (Sik Asyik) dibawakannya dengan ala broad-way. Bagi mereka yang tidak bisa mengatur tempo dan cenderung tergesa-gesa "rush" akan kesulitan menyanyikannya dan tentunya membuat lagu tersebut menjadi kurang menarik. Jadi seorang hypnotist handal selain harus memiliki suara hipnotik (hypnotic voice) sebaiknya juga bisa mengatur tempo saat berkomunikasi.

Karakteristik dari hypnotic voice adalah "slower and lower", suara yang lebih lambat dengan tone yang rendah. Milton Erickson telah memberikan contoh yang baik tentang hal ini, berbicara dengan lambat dengan intonasi yang rendah. Demikian pula dengan Richard Bandler, hanya suara Richard Bandler mungkin sedikit lebih nyaman terdengar di telinga. Tapi kedua tokoh tersebut melakukan hal yang sama, "slower and lower". Bicara dengan "slower", kita sudah bisa memahaminya. Milton Erickson untuk membuat suaranya menjadi "lower", maka beliau seringkali menundukkan pandangannya dan melihat ke lantai agar intonasi suaranya menjadi lebih rendah. Begitulah cara dia berkomunikasi dengan unconscious mind client-nya Mungkin kita juga masih teringat dengan salah satu materi kelas practioner kemarin, kita diminta untuk melatih beberapa jenis suara seperti suara hidung, suara tenggorokan, suara dada dan suara perut. Suara yang lebih powerful adalah suara dari perut yang sebaiknya kita miliki. Latihannya seperti berikut

"This is my forehead", ucapkan sambil menyentuh dahi untuk merasakan getaran suaranya
"This is my nose", ucapkan sambil menyentuh hidung untuk merasakan getaran suaranya
"This is my throat", ucapkan sambil menyentuh tenggorokan
"This is my chest", ucapkan sambil menyentuh dada
"This is my abdomen/belly", ucapkan sambil menyentuh perut

Jadi seorang hypnotist, secara sadar, hendaknya mempunyai dua jenis suara yang berbeda yaitu Normal atau Daily Voice dan Hypnotic voice. Pada sesi awal, gunakan suara normal atau suara sehari-hari, namun pada saat ingin berkomunikasi dengan unconscious mind seseorang, gunakanlah hypnotic voice. Juga sangat berguna pada saat melakukan induksi dengan menggunakan "conscious-unconsciour dissociation", selain melakukan dissosiasi dari beberapa karakteristik conscious dan unconscious mind, kita juga mekakukan dissosiasi dengan tipe suara, misalnya saat mengucapkan conscious mind gunakan normal voice dan saat mengucapkan atau mendeskripsikan tentang unconscious mind gunakanlah hypnotic voice.

Komponen yang lain adalah kemampuan untuk mengatur tempo atau irama (rhythm), terutama irama saat berkomunikasi atau melakukan proses sugesti/induksi. Anda seharusnya tahu kapan harus berbicara dan kapan harus jeda (pause) dan teknik yang paling powerful untuk mengatur tempo berbicara adalah berbicaralah hanya pada saat subjek sementara mengeluarkan napas (ekspirasi). Mungkin saat Anda melakukannya, terasa aneh atau kaku, namun sebaiknya Anda melatihnya karena beberapa hypnotist terkenal menganjurkannya, termasuk Milton Erickson terutama tahun-tahun terakhir kehidupannya. Sebenarnya secara tidak langsung, Anda sudah melakukan crossing matching. Kecuali saat akan melakukan induksi Arm Levitation, sebaiknya Anda berbicara ketika subjek menarik napas (inspirasi), karena secara fisiologis saat menarik napas, tangan cenderung terangkat. Salah satu penyebab kegagalan suatu induksi adalah karena sang hipnotis terlalu “rush” saat memberikan induksi atau sugesti. Tidak memberikan waktu kepada subjek untuk memahami sugesti yang diberikan dan untuk memberikan respon yang sesuai.

Pertanyaan paling mendasar yang bisa muncul dalam benak kita adalah mengapa harus mengatur tempo? Salah satu alasannya adalah karena setiap orang membutuhkan waktu yang berbeda untuk memberikan suatu respon terhadap suatu sugesti. Saat anda memberikan sugesti kepada seseorang, Anda harus bersabar untuk menunggu respon yang diberikan. Berdasarkan respon yang diberikan, akan memicu kalimat sugesti berikutnya sehingga menjadi suatu feedback loop. Ernes L.Rossi, mungkin Anda sudah sangat mengenalnya sebagai orang yang paling banyak bekerja sama dengan Milton Erickson, berpendapat bahwa sebenarnya setiap orang mempunyai siklus atau irama harian untuk trance, Anda hanya cukup menunggu dan mengenali kapan seseorang trance dan tentunya momen itulah yang paling Anda tunggu dan itulah sebenarnya yang dilakukan oleh Milton Erickson.

Saya tidak tahu, apakah si Dion, salah satu kontestan indonesian idol itu melakukannya secara sadar, yang jelas kita semuanya bisa belajar salah satu aspek terpenting hipnosis dari si Dion yaitu hypnotic voice. Anda cukup berbicara dengan “slower and lower” dan dengan sedikit mengatur tempo saat berbicara, mungkin itu saat subjek melakukan ekspirasi dan menghindari untuk “rush” saat melakukan induksi. Semoga bermanfaat dan mencerahkan !.

About dr. Iqbal

dr. Iqbal adalah Pemilik dari Shichida Makassar. Seorang dokter ahli syaraf.

0 comments:

Post a Comment