Terdapat tiga filsuf Yunani yang terkenal yaitu Socrates, Plato dan Aristoteles. Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa mereka sebenarnya ada keterkaitan satu sama lain, yaitu antara guru dan murid. Socrates adalah guru dari Plato dan Plato adalah guru dari aristoteles. Hal yang unik adalah sang guru mengajari sang murid dengan cara hanya bertanya. Sang guru senantiasa menjawab pertanyaan-pertanyaan muridnya dengan cara bertanya. Socrates mengajari Plato dengan cara bertanya dan Plato mengajari Aristoteles juga dengan bertanya. Metode mengajar dengan bertanya, akhirnya dikenal sebagai The Socratic Method.
Saya sering bertemu dengan para orang tua yang merasa kesulitan menjawab pertanyaan anak-anaknya, malah terkadang para orang tua kehabisan akal dan tidak tahu cara menjawabnya. Mungkin kita juga pernah mengalami hal yang sama. Pertanyaan-pertanyaan dari anak kita sangat beragam mulai dari yang sederhana hingga yang kompleks, misalnya
“Pak, apa namanya ini? Kalau yang itu apa?”
“Pak, matahari itu terbuat dari apa? Trus, yang buat siapa?”
“Mama, semut itu punya rumah ya? Bagaimana caranya semut buat rumahnya?”
Sebenarnya sih, pertanyaannya sangat sederhana, malah karena saking sederhananya sehingga orang tua kesulitan menjawabnya. Kemungkinan lain adalah karena sang orang tua tidak punya waktu atau lagi tidak ingin diganggu. Pertanyaan-pertanyaan tersebut muncul karena didorong oleh rasa ingin tahu anak yang besar, apalagi anak yang berusia 3-5 tahun, sehingga semestinya kita sebagai orang tua harus memberikan perhatian yang besar pula.
Perlu kita sadari bahwa saat anak kita sedang bertanya,sebenarnya itulah momen yang paling baik untuk mengajari mereka sesuatu hal yang bermanfaat atau teachable moments yaitu saat-saat yang tepat untuk mengajari anak. Sempatkanlah waktu walau sejenak untuk menjawab pertanyaan mereka. Seringkali saya sampaikan kepada orang tua bahwa boleh jadi itulah pertanyaan terakhir dari anak kita, mungkin setelahnya anak kita tidak pernah lagi bertanya kepada orang tuanya. Jadi manfaatkanlah momen itu sebaik-baiknya.
Sebagai salah satu solusi agar para orang tua tidak kehabisan akal untuk menjawab pertanyaan sang anak adalah dengan menggunakan The Socratic Method, menjawab dengan bertanya. Metode ini merupakan salah satu seni mengajar yang sudah diterapkan oleh banyak orang.
Dikenal dua macam cara melakukan The socratic method. Jika kita bertanya tentang sesuatu hal yang belum kita ketahui jawabannya dan kita bermaksud hanya untuk melatih critical thinking orang yang ditanya, hal ini dikenal sebagai The classical socratic method. Sebaliknya, jika sang penanya bertanya tentang sesuatu hal yang sudah diketahui jawabannya dan sang penanya mempunyai suatu grand design sehingga dengan mengajukan serangkaian pertanyaan maka tujuan sang penanya akan tercapai, cara ini dikenal sebagai The modern socratic method.
Diperlukan suatu persiapan khusus untuk bisa melakukan socratic method ini dengan baik dan efektif. Pertama-tama sang penanya harus menentukan tujuan atau outcome yang akan dicapai, setelah itu baru kemudian menyusun serangkaian strategi dalam bentuk pertanyaan untuk mencapai tujuan tersebut. Namun dalam penerapannya dibutuhkan fleksibilitas karena pertanyaan yang akan diajukan tentunya disesuaikan dengan jawaban yang diberikan oleh orang yang ditanya, sehingga kita tidak boleh kaku melakukannya. Selain itu, diperlukan kesabaran untuk menunggu jawaban yang diberikan, berikanlah waktu sekitar 10 detik, atau Anda perlu mengubah sedikit pertanyaan Anda.
Dalam konteks hipnosis, socratic method ini bisa diterapkan misalnya saat melakukan induksi, khususnya induksi bercakap-cakap atau conversational hypnosis. Sang hipnotis hanya melakukan beberapa pertanyaan untuk meng-elicit salah satu hypnotic phenomena dan subjek secara perlahan masuk dalam kondisi trance. Anda boleh secara iseng dan bicara enteng dengan bertanya
“ Apakah Anda tidak menyadari perbedaan sensasi antara tangan kiri dan tangan kanan Anda?”
“ Saat Anda memperhatikan kedua tangan Anda, tangan yang mana yang lebih terasa ringan?”
Teknik induksi ini sangat powerful dan efektif, Anda cukup bertanya secara iseng, berbicara tanpa beban, karena Anda memang hanya bertanya dan pertanyaan di atas adalah juga pertanyaan iseng. Dan tiba-tiba saja, subjek Anda jadi trance.
Mungkin beberapa orang akan bertanya, bagaimana hal ini bisa begitu powerful? Ernest L. Rossi telah menjawabnya bahwa saat seseorang ditanya maka otak yang bersangkutan akan melakukan proses mental berupa Unconscious search untuk bisa menjawab suatu pertanyaan. Dengan kata lain, sebenarnya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan itu secara tidak langsung mengalihkan perhatian subjek untuk fokus pada sesuatu yang menjadi bahan pertanyaan. Saya pikir Anda tidak perlu mencobanya namun sebaiknya Anda melakukannya sekarang atau nanti. Semoga bermanfaat dan mencerahkan!.
0 comments:
Post a Comment